Minggu, 19 Juli 2020

Viral Bocah Cilik Hujan-Hujanan Jual Keripik Ubi, Mengaku Tak Tega Ibunya Berjualan Sendiri

Kendati hujan membuat baju kaosnya basah, Wulandari tetap menawarkan keripik ubi jualannya kepada warga yang ingin membeli.

Wulandari, nama seorang bocah perempuan yang menjual Keripik Ubi baru saja viral di media sosial Facebook.

Menenteng empat kantong besar berisikan kripik ubi, Wulandari menyusuri jalanan Toboali.



Saat itu baru saja hujan, Wulandari yang sedang menawari kripik ubi direkam oleh seseorang,.

Kisah Wulandari menjadi viral karena video tersebut di posting di media sosial. Di antara yang mempostingnya akun Jago Toboali.

Tampak pula dalam video yang tersebar di Facebook pada Senin, (13/7/2020) itu ramai akan komentar warganet, mereka bersimpati hingga iba melihat ada seorang anak kecil yang berjualan keliling.

Kendati cuaca terlihat hujan dalam video, anak yang masih belia ini tampak melayani pembeli yang memanggil dirinya untuk membeli keripik ubi.

Berhasil ditemui di sebuah bus angkutan kota dalam provinsi (AKDP) pada Minggu, (19/7/2020) bocah perempuan bernama Wulandari tampak sumringah didampingi oleh ibunya yang diketahui bernama Tati.

Sosok anak kecil berusia 8 tahun ini ketika berniat diwawancarai oleh bangkapos.com menceritakan sedikit pengalamannya selama berdagang keripik ubi dan beberapa penganan lainnya.

Dengan lantang pula ia mengakui jika ia tidak dipaksa oleh ibunya untuk berjualan namun merupakan keinginannya untuk membantu sang ibu yang juga melakukan pekerjaan yang sama.

"Nek bantu mamak bejuel keripik, kesian ningok mamak bejual surang (sendiri)," tutur anak yang kini duduk di bangku kelas dua SD di bilangan Kecamatan Air Gegas.

Dirinya bahkan tak menolak untuk memboyong empat buah kantong plastik berukuran cukup besar yang digunakannya untuk menjajakan keripiknya.

Sementara itu Tati, ibu Wulandari yang juga bekerja sebagai penjual keripik ubi mengakui dirinya tak pernah memaksa anaknya untuk berjualan.

Ketika disinggung mengenai harga jual, Tati menyebutkan menjual keripik dagangannya dihargai Rp10.000,- keripik ubi dengan rasa original dan keripik ubi rasa pedas.

Dari harga jual itu, dirinya mengambil keuntungan sebesar Rp2.000,- untuk setiap keripik yang laku terjual.

"Setiap keripik yang laku saya dapat upah Rp2.000 dan itulah yang kami gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," ujar Tati.

Tati turut mengakui dirinya tak hanya berjualan di Kecamatan Air Gegas namun hingga ke Toboali.

"Di desa-desa di Air Gegas misalnya di Delas dan sekitarnya kami jualan, ini juga tadi berjualan di Toboali," imbuhnya.

Dirinya mengaku jika hanya berjualan di sekitar kediamannya di Air Gegas, dirinya berjualan dengan berjalan kaki atau sepeda motor yang dipinjami oleh pemilik keripik. Namun jika ke Toboali, dirinya menggunakan bus umum.

Wulandari menimpali ibunya mengakui dirinya tidak pernah malu untuk berjualan keliling karena dirinya memang ingin membantu ibunya.

    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write comments